'Food Estate' Perlu Perhatikan Diversifikasi Tanaman Pangan

Ilustrasi lahan pertanian (Pixabay)

Editor: Arif Sodhiq - Rabu, 1 Juli 2020 | 11:48 WIB

SariAgri - Pemerintah berencana membangun food estate di Kalimantan Tengah (Kalteng). Food estate merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegritasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Rusli Abdullah mengatakan, food estate perlu ditujukan untuk diversivikasi bahan pangan. Selain itu, lanjut dia, food estate harus dapat meningkatkan nilai tambah produksi sektor pertanian lokal.

“Food estate itu kan untuk supply terutama karbohidrat, kita lihat food estate di Merauke, sekarang tidak jelas juntrungannya kemana. Menurut saya gini, kita harus bisa mencoba untuk mengurangi keterikatan terhadap beras, kalau kita tanpa food estate pun sebenarnya bisa,” ujar Rusli saat dihubungi SariAgri.id.

Rusli menjelaskan, dengan mengembangkan sumber karbohidrat lokal seperti jagung, singkong dan lain sebagainya, Indonesia dinilai bisa lepas dari ketergantungan terhadap beras. Dia mengingatkan, food estate yang dikembangkan di luar Pulau Jawa perlu diperhatikan permasalahan aksesnya.

“Kalau menurut saya gini, food estate itu kan ada (Kementerian) BUMN-nya ya, kenapa tidak menggerakkan umkm kalau ada opsi kesana. Jadi intinya sebenernya itu bagus dalam meningkatkan supply pangan kita, cuma permasalahannya gini, jangan sampai Meruake food estate terulang kembali,” katanya.

Lebih lanjut Rusli mengatakan, pengembangan food estate perlu memperhatikan diversifikasi tanaman pangan, karena ketika beras tidak mendapatkan pasokan kemudian harga naik tinggi komoditas lainnya bisa menjadi pilihan.

Selain itu Rusli mengingatkan, Kementerian yang terlibat dalam pembangunan food estate harus menjalankan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) masing-masing.

“Ya sesuai dengan tupoksi mereka, PUPR pasti bangun irigasi misalnya, bumn berarti kan dia nyerahin perusahaan misalnya pupuk atau mungkin penyediaan benih tapi sesusai dari tupoksinya mereka. Idealnya gini food estate ini bisa menyediakan pangan yang terjangkau, yang kedua pangannya harus variasi jangan hanya beras,” jelasnya.

Baca Juga: 'Food Estate' Perlu Perhatikan Diversifikasi Tanaman Pangan
Food Estate di Kalteng akan Digarap Tiga Kementerian

Rusli mengingatkan, agar proyek pengembangan food estate di Kalteng berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan jangan sampai terjadi korupsi anggaran. Menurut dia, jika anggaran dikorupsi, program tersebut akan terbengkalai.

“Jangan dikorupsi anggarannya, udah itu saja satu, kalau seandainya ada anggaran yang dikorupsi ya sudah bubar semua program itu, kalau nggak pakai duit negara ya nggak bakal jadi problem,” pungkasnya. (Arif Ferdianto)