Taro Inovasi Teknologi Pertanian Antisipasi Serangan Tungro

Padi varietas Inpari 36 Lanrang hasil inovasi Badan Litbang Pertanian yang tahan terhadap hama tungro pada lahan persawahan di Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. (Dok. Balitbangtan Kementan)

Editor: Arif Sodhiq - Jumat, 5 Juni 2020 | 18:29 WIB

SariAgri -Penyakit tungro pada tanaman pertanian padi disebabkan hama wereng hijau (Nephotettix Virescens). Untuk mengantisipasi serangan hama tungro, Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian menyiapkan inovasi teknologi Taro atau Tahan Tungro.

Paket teknologi Taro termasuk padi varietas unggul seperti varietas Inpari 36 Lanrang dan Inpari 37 Lanrang yang dapat meminimalisasi serangan tungro pada daerah endemi tungro.

"Teknologi sudah ada, varietas tahan tungro sudah ada, kalau masih ada serangan tungro yang diakibatkan penggunaan varietas lama, artinya perlu perhatian dan peran pemerintah daerah agar dapat memfasilitasi tersedianya benih serta teknologi Taro pada daerah tersebut," ujar Kepala Badan Litbang Pertanian Fadjry Djufry di Jakarta, Jumat (5/6/2020).

Selain tahan terhadap tungro varian 073, varietas padi Inpari 36 Lanrang juga tahan penyakit blas ras 033 dan ras 073. Varietas padi Inpari 36 Lanrang dilepas pada 2015.

Varietas ini nasinya bertekstur pulen dengan potensi hasil bisa mencapai 10,0 ton/ha GKG dengan rata-rata hasil 6,7 ton/ha GKG serta rata-rata umur 114 hari setelah sebar.

Pada musim tanam lalu banyak tanaman padi di Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, terserang penyakit tungro. Kecamatan Kulawi merupakan salah satu kecamatan sentra penghasil padi di Sigi.

Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Lawua, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Piter Bottong mengungkapkan dampak nyata yang dirasakan petani yakni produktivitas padi menurun. Bahkan ada petani yang mengalami gagal panen.

Untuk mengantisipasi meluasnya serangan tungro, Balitbangtan melalui Loka Penelitian Penyakit Tungro (Lolittungro) memberikan bantuan 1,85 ton benih padi varietas Inpari 36 Lanrang. Benih padi tahan tungro diberikan kepada empat kelompok tani di Kecamatan Kulawi yaitu kelompok tani Cahaya Koe, Sinar Tani, Bintu Mope, dan Mekar Sejati.

"Varietas ini sangat bagus sehingga petani yang menanam varietas Inpari 36 Lanrang merasa puas atas performa padi tersebut. Berbeda dengan tanaman milik petani yang masih menggunakan varietas lainnya mulai mengalami kondisi daun padi yang menguning serta tanaman menjadi kerdil," kata Piter.

Sementara itu, Kepala Lolittungro Fauziah T Ladja menyebut penyebab serangan penyakit tungro di Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, adalah padi di area pertanian petani yang menggunakan varietas lama secara terus menerus.

Ketahanan varietas padi yang lama sudah rentan terhadap dua virus tungro yaitu RTSV (rice tungro spherical virus) dan RTBV (rice tungro bacilliform virus).

Baca Juga: Taro Inovasi Teknologi Pertanian Antisipasi Serangan Tungro
Cegah Krisi Pangan, Perguruan Tinggi Didorong Riset Genjot Produksi Pangan

Selain penggunaan varietas lama, petani juga tidak melakukan tanam serempak. Ini menjadikan penyakit tungro terus menerus menjalar dan menyerang pertanaman yang masih muda.

"Dengan tanam serempak akan memperpendek waktu keberadaan sumber inokulum atau waktu perkembangbiakannya, tanam serempak minimal dengan luasan 20 ha," katanya.(Ant)