Pemerintah Komitmen Kurangi Kesenjangan Digital di Daerah Terpencil

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Usman Kansong, saat Safari Jurnalistik Masa Depan Media Pascadigitalisasi Televisi dan Era 5G, Kamis (2/9/2021).

Penulis: Yoyok, Editor: Arif Sodhiq - Kamis, 2 September 2021 | 18:50 WIB

Sariagri - Kesenjangan digital masih kerap dirasakan oleh sebagian masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dan terluar Indonesia. Hal ini membuat masyarakat di sana kesulitan dalam mendapatkan informasi yang sedang terjadi di pusat.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, Usman Kansong, mengatakan bahwa Kominfo memiliki institusi yang bernama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti), institusi bertugas untuk menghilangkan atau mengurangi kesenjangan digital.

“Baru-baru ini Bakti bekerja sama dengan perusahaan swasta, Pak Menteri, melakukan peletakan batu pertama stasiun bumi untuk Satelit Satria. Satelit ini akan beroperasi tahun 2023, ini akan mengurangi digital divide di Indonesia,” ujarnya dalam webinar Safari Jurnalistik, Kamis (2/9/2021).

Usman menjelaskan bahwa keberadaan Satelit Satria tersebut diperuntukkan kepada daerah terluar, terdepan dan terpencil (3T). Dikatakannya, hal tersebut terus dilakukan dan terjadi peningkatan jaringan internet diberbagai daerah di Indonesia.

“Ada dua strategi yang kami lakukan, satu karena kondisi geografis Indonesia yang sangat luas dengan kontur yang berbeda-beda maka kita menggunakan segala jenis teknologi yang tersedia di dunia, misalnya kita menggunakan teknologi satelit tapi kita juga menggunakan teknologi fiber optik kabel bawah laut itu dari sisi teknik,” jelasnya.

Kemudian, lanjut Usman, dari sisi pembiayaan dalam memeratakan jaringan internet Kominfo mengadakan kerjasama dengan pihak swasta untuk mempermudah pembiayaan. Dia mencontohkan, untuk mengorbitkan satelit satria Kominfo menggandeng SpaceX untuk menekan pembiayaan.

Baca Juga: Pemerintah Komitmen Kurangi Kesenjangan Digital di Daerah Terpencil
Langkah Dewan Pers dalam Menekan Maraknya Media Abal-abal

“Yang tadi kita menggunakan berbagai jenis teknologi untuk mengatasi kendala geografis kita, misalnya kemarin ada kerusakan kabel bawah laut di utara Papua di kedalaman 4.000 meter, ini kita memerlukan waktu dan effort yang luarbiasa untuk mengangkutnya kepermukaan laut dan menyambungkannya. Tetapi memang kemudian muncul informasi yang tidak benar itu disengaja karena terkait dengan Papua, padahal itu memang karena kondisi alam,” terangnya.

Lebih lanjut Usman menambahkan bahwa Kominfo sendiri memiliki satu stasiun televisi bernama GPR-TV yang bersiaran di daerah 3T yang juga direlay televisi di daerah tersebut.

 Video Terkait: