Rupiah Kamis Sore Menguat, Efek Klaim Target 100 Juta Dosis Vaksin

Ilustrasi mata uang rupiah terhadap dolar AS (Foto Antara)

Editor: Yoyok - Kamis, 2 September 2021 | 15:27 WIB

Sariagri - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot pada akhir transaksi, Kamis (2/9) sore, menguat 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.272 per dolar AS dibandingkan posisi penutupan seharu sebelumnya Rp14.282 per dolar AS.

Hingga pukul 15.00 WIB, sejumlah mata uang di kawasan Asia juga menguat terhadap dolar AS, di antaranya yen Jepang naik 0,01 persen, dolar Hong Kong naik 0,01 persen, dolar Taiwan menguat 0,11 persen, peso Filipina perkasa 0,42 persen, dan rupee India naik 0,02 persen.

Sementara itu, dolar Singapura melemah 0,01 persen, yuan China turun 0,01 persen, ringgit Malaysia melemah 0,13 persen, dan baht Thailand anjlok 0,41 persen.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan pasar merespons positif terhadap klaim pemerintah yang sudah memenuhi target penyuntikan 100 juta dosis vaksin-19 tepat di 31 Agustus 2021. “Vaksinasi merupakan salah satu yang penting dalam menurunkan laju penyebaran virus Covid-19 Ini sesuai dengan target yang sudah direncanaka,” ujar Ibrahim.

Meski diklaim memenuhi target 100 juta dosis di akhir Agustus, vaksinasi Covid-19 juga banyak mendapat catatan. Salah satunya terkait ketidakmerataan akses vaksinasi. Sementara di satu wilayah akses vaksin begitu berlimpah, di wilayah lain banyak warga harus berjuang sekuat tenaga hanya untuk mendapatkan vaksinasi dosis pertama.

Di samping itu, pemerintah harus tetap waspada tentang varian baru Covid-19 yang sudah menyebar di berbagai negara, yaitu varian “MU”. “Jenis varian ini berpeluang untuk bisa lolos dari kekebalan tubuh jika sebelumnya pernah terinfeksi maupun divaksinasi. Dan varian ini pertama kali ditemukan di Colombia dan saat ini sudah menyebar ke 39 negara,” kata Ibrahim.

Baca Juga: Rupiah Kamis Sore Menguat, Efek Klaim Target 100 Juta Dosis Vaksin
Rupiah Hari Ini Berpotensi Menguat

Sementara itu, sentimen dari eksternal, Ibrahim menyebut investor menunggu laporan data pekerjaan AS terbaru yang dapat menjadi petunjuk tentang rencana pengurangan aset Federal Reserve, dengan data ketenagakerjaan sebelumnya kehilangan ekspektasi.

Sebelumnya, Ketua Fed Jerome Powell menekankan bahwa pemulihan pasar tenaga kerja akan menentukan garis waktu pengurangan aset, laporan pekerjaan kemungkinan akan memberikan petunjuk kepada investor. Namun, mereka merasa sulit untuk memprediksi angka non-farm payrolls.