Maraknya Illegal Fishing di Perairan Konservasi Inggris Ancam Populasi Hiu

Ilustrasi Hiu Samudra. (Pixabay)

Editor: Dera - Senin, 17 Mei 2021 | 16:30 WIB

SariAgri - Para ilmuwan memperingatkan tingginya tingkat penangkapan illegal ikan hiu di kawasan konservasi di wilayah Samudra Hindia Britania, tepatnya kepulauan Chagos.

Penangkapan ikan hiu illegal di kawasan itu dikhawatirkan dapat mengancam habitat dan populasi sejumlah ikan paus langka di daerah tersebut.

Padahal, Marine Protected Area (MPA) sudah didirikan sejak tahun 2010 di sekitar Chagos Archipelago, yaitu kumpulan pulau koral kecil di Samudera Hindia yang dimiliki oleh Inggris sebagai British India Ocean Territory (BIOT).

MPA melarang semua penangkapan ikan di dalam zona 640.000 km persegi, tetapi penangkapan ikan ilegal diketahui terus berlanjut karena lemahnya pengawasan dan kurangnya armada penegakan hukum.

Dari hasil penelitian terbaru oleh tim yang dipimpin oleh University of Exeter dan Zoological Society London telah menyimpulkan bahwa penangkapan hiu ilegal di wilayah konservasi itu jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.

Data penegakan hukum menunjukkan, sekitar 14.000 hiu ditangkap di perairan konservasi Chagos dari tahun 2010-2020. Namun setelah berkonsultasi dengan nelayan lokal di wilayah tersebut, para peneliti yakin banyak kapal yang menangkap ikan di wilayah tersebut tanpa terdeteksi.

"Penegakan aturan MPA di area yang luas dan terpencil seperti ini sangat sulit," kata penulis utama studi tersebut, Claire Collins, dari University of Exeter.

“Temuan kami menyoroti ancaman penangkapan ikan secara ilegal di kawasan BIOT MPA yang merupakan rumah bagi spesies yang sangat terancam punah seperti hiu karang laut dan kepala martil bergigi," tambahnya, seperti dilaporkan Independent.

Menurut Collins, nelayan sering kali menargetkan kawasan terumbu, habitat berkembangnya hiu muda. Penangkapan hiu dalam usia muda sangat mengancam jumlah spesies.

Terlepas dari prevalensi penangkapan hiu ilegal, MPA sejauh ini masih berfungsi sebagai perlindungan vital di Samudra Hindia dan jumlah hiu di dalamnya tetap lebih tinggi daripada di tempat lain.

Sebagai bagian dari studi, peneliti melakukan wawancara dengan dua komunitas nelayan Sri Lanka yang sering dikaitkan dengan penangkapan ikan ilegal di kawasan MPA. Penduduk setempat memberi tahu para ilmuwan bahwa mereka mengetahui banyak perahu yang datang dan pergi ke zona lindung tanpa terdeteksi oleh pihak berwenang.

"Sangat penting untuk bekerja dengan komunitas nelayan untuk memahami di mana, kapan dan mengapa orang menangkap ikan secara ilegal dan bagaimana kami dapat meningkatkan pencegahan," kata penulis studi lainnya, Tom Letessier.

Baca Juga: Maraknya Illegal Fishing di Perairan Konservasi Inggris Ancam Populasi Hiu
Kisah di Balik 'Ikan Sebelah', Sisa Makanan Nabi Musa yang Hidup Kembali

"Misalnya, kami menemukan nelayan memiliki gagasan yang sangat berbeda tentang denda yang mungkin mereka hadapi dan beberapa merasa sangat kecil kemungkinannya untuk ditangkap jadi meningkatkan kesadaran akan sanksi, selain meningkatkan kemungkinan ditangkap dapat bermanfaat," jelasnya.

Para ilmuwan menyimpulkan, pengelolaan MPA harus beradaptasi dengan perubahan keadaan dan perilaku aktual penduduk setempat. Mereka merekomendasikan pentingnya berinteraksi dengan nelayan untuk mengetahui tekanan apa yang mereka hadapi dan apa yang memotivasi mereka untuk mengambil spesies secara ilegal dari kawasan konservasi laut dan meningkatkan penggunaan pelacakan satelit terhadap kapal.