A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Undefined array key "s"

Filename: controllers/Article.php

Line Number: 437

Backtrace:

File: /home/u1347553/public_html/application/controllers/Article.php
Line: 437
Function: _error_handler

File: /home/u1347553/public_html/index.php
Line: 316
Function: require_once

Gubernur Jatim Larang Ekspor Bibit Katak Porang

Gubernur Jatim Larang Ekspor Bibit Katak Porang

SariAgri -  Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) melarang ekspor bibit katak Porang. Mengingat, komoditas ini menjadi salah satu produk pertanian andalan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

Hal itu ditegaskan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, saat mendampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam acara panen porang di Desa Klangon Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun Jawa Timur.

Bahkan untuk menguatkan larangan itu, Khofifah telah menyiapkan Surat Keputusan (SK) yang berisikan larangan penjualan bibit katak Porang ke luar negeri.

"Pemprov, Gubernur Jawa Timur telah mengeluarkan SK Gubernur yang melarang ekspor katak. Katak ini yang disampaikan Pak Mentan, ini diburu di sangat banyak negara yang beriklim tropis untuk budidaya Porang," ujar Khofifah kepada Sariagri, Kamis (17/6/2021).

Sebagaimana disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo katak Porang menjadi buruan oleh negara negara beriklim tropis, untuk dijadikan budidaya.

Oleh karenanya, Gubernur Khofifah minta agar Bupati Madiun dan para petani Porang, menjaga, bahwa Katak atau umbi bakal tanaman Porang dilarang untuk diekspor. Khofifah juga minta, agar petani melakukan budidaya di lahan pertanian di Jatim.

"Jawa Timur ini, luasan lahan masih cukup untuk ditanami Porang," kata dia.

Saat disingkung soal hilirisasi, Khofifah mengatakan, Pemprov Jatim sudah menggandeng Universitas Brawijaya untuk bisa mengembangkan berbagai varian produk yang berbahan dasar porang, guna meningkatkan nilai ekonomis porang.

"Mudah-mudahan kita bisa segera mengembangkan end produk, dengan berbagai macam varian. Dan pasti membutuhkan teknologi pangan yang lebih advance supaya pasar yang bisa diakses lebih luas lagi," pungkasnya.

Video terkait: