A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Undefined array key "s"

Filename: controllers/Article.php

Line Number: 437

Backtrace:

File: /home/u1347553/public_html/application/controllers/Article.php
Line: 437
Function: _error_handler

File: /home/u1347553/public_html/index.php
Line: 316
Function: require_once

Pemerintah Dorong Pengembangan Budidaya Bawang Putih Double Chromosom

Pemerintah Dorong Pengembangan Budidaya Bawang Putih Double Chromosom

SariAgri -  Upaya mengurangi impor bawang putih dilakukan para petani di Desa Tuwel, Bojong Kabupaten Tegal Jawa Tengah. Mereka menanam bawang merah putih double chromosom dengan tujuan selain produksi bawang meningkat, masa tanamnya juga pendek. Kepala Perwakilan Bank Indoonesia (BI) Tegal, M. Taufik Amrozi ikut langsung memanen bawang putih dari hasil budi daya double chromoson di Desa Tuwel, Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal.

Dalam upaya meningkatkan produksi bawang putih tersebut Perwakilan BI Tegal tidak hanya sendiri tapi bersinergi dengan Kenmenterian pertanian (Kementan) dan Pusat Kajian hortikultura Tropika (PKHT) IPB.

Taufik mejelaskan penanaman bawang putih chromosome yang dikelola Kelompok Berkah Tani Desa Tuwel tersebut merupakan binaan BI Tegal sejak 2015 yang berarti kurang lebih sudah lima tahun dengan hasil naik turun.

"Alhamdulillah para petani di sini tidak pernah patah semangat, sehingga pernah menghasilkan dimensi bawang putih lebih besar, menyerupai bawang putih impor," kata Taufik, Kamis (3/9/2020).

Dirinya berjanji akan bekerjasama dengan kementan serta peneliti dari universitas khusunya ipb akan terus mengupayakan agar pengadaan bibit bawang putih selalu stabil sehingga bisa menjadi bibit nasional. "Karena bibit bawang yang unggul menjadi kunci dalam peningkatan produksi," ujar dia.

Taufik berjanji penanaman dengan model chromosome akan disebarkan dari Tegal ke setelah itu ke seluruh Indonesia, supaya tidak lagi 95 persen bawang putih impor.

"Terus kita sosialisasikan mensosialisasikan mengenai kualitas bawang putih chromosome yang secara hasil laboratorium unsur kaliumnya jauh lebih tinggi ketimbanag bawang putih impor. Tak hanya itu, termasuk juga kandungan gizinya jauh lebih tinggi ketimbang bawang putih impor dan dari segi rasa pun juga berbeda," tambah Taufik.

Taufik mengakui, hampir 600 ribu ton kebutuhan bawang putih nasional, 95 persennya masih impor.

Ketua Kelompok Berkah Tani Desa Tuwel, Achmad Maufur, menuturkan saat ini para petani bawang putih di Kabupaten Tegal hasil panen yang ditampung belum terserap ke beberapa daerah.

Maufur menyebut di gudang milik kelompok tani yang dipimpinnya masih ada sekitar 30 ton benih bawang putih yang harusnya awal tahun sudah bisa ditanam, tapi sampai saat ini tidak terserap.

"Jika sampai akhir tahun tidak terserap, akan busuk semuanya dan memicu kerugian bagi anggota kelompok Tani," ungkap Maufur.

Maufur berharap kebijakan pemerintah bisa berubah, yaitu yang tadinya hanya wajib tanam tapi juga ditambahi wajib beli. Karena tanpa adanya kebijakan dari pemerintah, bawang putih kita tidak dapat bersaing.

Perwakilan Kementerian Perdagangan, Indra Wijayanto menambahkan, saat ini karena memang barangnya tidak ada, mau tidak Indonesia melakukan impor.

"Hasil panen bawang putih chromosome merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan bawang putih hasil panennya sama seperti produk impor yang ukuran atau dimensinya lebih besar," ujar Indra. (Himawan Suratno/SariAgri Tegal)